October 17, 2010

Bike to Campus Bandung di Karnaval Bandung Blossom




















MERDEKA,(GM)-
Antusiasme masyarakat Kota Bandung untuk menyaksikan gelaran Bandung Blossom Flower Carnaval yang menjadi bagian dari Balkot Festival 200, Sabtu (16/10) di ruas Jln. Merdeka, begitu besar. Meski acara sempat molor 1,5 jam dari jadwal semula pukul 08.00 WIB, namun masyarakat tetap sabar menantikan berbagai atraksi, karnaval serta kendaraan hias. Mereka pun rela berpanas-panasan demi menyaksikan berbagai hiburan itu.
 
Panitia kegiatan bahkan mengklaim jumlah pengunjung dan penonton Bandung Blossom Flower Carnaval sebanyak 200 ribu. Jumlah itu jauh dari terget semula yakni 50 ribu pengunjung. Bahkan menurut informasi, masyarakat yang menyaksikan kegiatan tersebut tidak hanya berasal dari Kota Bandung, tapi juga dari luar Kota Bandung seperti Jakarta dan sekitarnya serta dari Singapura.
 
Ketua panitia Balkot Festival 200, Yanyan Wahdanimar mengatakan, jumlah pengunjung itu memang di luar perkiraan. Ia pun sangat mengapresiasi perhatian dari masyarakat terhadap kegiatan tersebut. "Kami bersyukur acara berlangsung lancar dan masyarakat begitu antusias," kata Yanyan ketika ditemui usai acara.

Yanyan menjelaskan, selain jumlah pengunjung yang melebihi target, kegiatan Bandung Blossom juga diikuti peserta lebih banyak dibandingkan tahun sebelumnya. Tahun lalu peserta tidak lebih dari 3.000 orang, sementara tahun ini mencapai 5.000 orang. Sedangkan jumlah kendaraan hias yang ikut ambil bagian sebanyak 2.977 unit, dengan perincian 187 mobil hias, 1.390 motor, 35 delman, 20 becak, 1.345 sepeda, dan 794 kostum karnaval.

Wali Kota Bandung, Dada Rosada menuturkan, kegiatan tersebut sebagai sebuah ruang untuk menghibur masyarakat. Namun lebih dari itu, Pemkot Bandung menggelar kegiatan sebagai upaya untuk menuju gerbang kesejahteraan. "Konsep yang kita bangun sama dengan negara dan kota maju, kita ingin menuju sebuah kesejahteraan bagi masyarakat," tutur Dada.

Ia pun mengucapkan rasa terima kasihnya kepada masyarakat yang sudah ikut memeriahkan acara dan sabar menghadapi kemacetan akibat kegiatan yang dilakukan. "Saya ucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada masyarakat. Kegiatan ini dari, untuk dan oleh masyarakat," tambahnya.

Dikatakan Dada, kegiatan dalam rangka HUT Kota Bandung itu, juga merupakan ulang tahun evaluasi dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat pada tahun berikutnya. Untuk itu, kegiatan serupa akan terus dilakukan dalam tahun-tahun mendatang, hanya saja lokasi kegiatan akan beralih ke Sungai Cikapundung. "Tahun depan kita pindahkan ke Cikapundung. Selain supaya mengurangi kemacetan, lokasi di Cikapundung juga dipilih untuk membangun sungai sebagai upaya memenuhi keinginan masyarakat akan sungai yang bersih," papar Dada.

Hal lainnya yang dilakukan untuk mengantisipasi kemacetan, tambah Dada, Pemkot Bandung saat ini tengah menyusun masterplan transportasi atas bantuan pemerintah Prancis, diperkirakan akan rampung pertengahan tahun 2011 dan akan mengatur seluruh aspek pengelolaan transportasi, mulai dari jenis angkutan, pengelolaan jalur/trayek angkutan serta peningkatan penggunaan sarana transportasi massal. "Mudah-mudahan dengan adanya masterplan ini, masalah kemacetan di Kota Bandung bisa teratasi," imbuhnya.

Sementara Wakil Wali Kota Bandung, Ayi Vivananda menilai kegiatan tersebut berjalan sukses. Itu bisa terlihat dari tingginya partisipasi masyarakat, sebagai bagian dari tingginya rasa memiliki masyarakat terhadap kotanya. "Memang ada dampak dari kegiatan ini, termasuk kemacetan. Namun harus diingat, kemacetan bukan karena adanya acara ini saja. Tidak ada acara ini pun jalanan Kota Bandung macet. Ini karena volume kendaraan yang lebih tinggi dari kapasitas jalan," ujar Ayi.


Terlambat

Sementara itu, dari pantauan "GM" di lapangan, pelaksanaan Bandung Blossom terlambat 1,5 jam dari jadwal yang telah ditentukan. Selain karena hujan yang mengguyur Kota Bandung pada pagi hari, keterlambatan acara juga terjadi karena menunggu tibanya Wali Kota Bandung di Balai Kota.

Acara dimulai ditandai dengan kedatangan Wali Kota Bandung, Dada Rosada di depan podium tamu undangan, dengan mengendarai kereta kuda berhias bunga. Wakil Wali Kota Bandung Ayi Vivananda kemudian menyusul menunggang kuda bersama Kapolrestabes Bandung, Kombes Pol Jaya Subriyanto serta jajaran muspida lainnya termasuk Ketua DPRD Kota Bandung, Erwan Setiawan.

Parade karnaval dan kendaraan hias dimulai dengan laporan ketua panitia kepada Wali Kota. Selanjutnya, diikuti oleh marching band Secapa dengan maskot Maung Siliwangi. Di belakangnya, parade dua kendaraan tempur dan dua panser milik TNI AD dan pasukan kavaleri. Defile Polrestabes Bandung menyusul menampilkan petugas yang menggunakan segway serta pasukan sepeda dan sepatu roda. Perhatian penonton parade langsung tercuri oleh parade kostum karnaval yang dipakai enam model. Mereka mengenakan beragam kostum, mulai dari bunga patrakomala sampai bunga matahari.

Peserta parade terbagi ke dalam empat kelompok, yaitu kelompok TNI dan kepolisian, murid TK dan SD, kostum karnaval, dan kendaraan hias dari berbagai instansi swasta dan SKPD di lingkungan Pemkot Bandung. Mereka melewati rute berbeda, rute terpanjang dilalui oleh kendaraan hias yakni hingga daerah Cibiru dan Ujungberung.

Kurang nyaman

Beragam aktraksi dan karnaval yang digelar itu, memang begitu menyita perhatian masyarakat. Sayangnya, tempat yang disediakan panitia untuk penonton tidak nyaman, sehingga mereka memilih untuk menonton di pinggir jalan. Salah seorang warga, Ny. Neni (39) yang datang bersama kedua anaknya ke lokasi kegiatan mengaku, tidak bisa dengan nyaman melihat seluruh peserta parade. Dari posisi ia berada, yakni di sekitar panggung yang melintang di Jln. Merdeka, parade tidak terlihat dengan jelas.

"Panitia kurang memberikan ruang, jadi kita tidak bisa nyaman melihat. Tapi memang masyarakat yang datang cukup banyak," katanya.

Ketua panitia Balkot Festival 200, Yanyan Wahdanimar mengaku pihaknya sudah menyediakan tempat di belakang barikade untuk warga yang ingin menonton. Akan tetapi, barikade setinggi orang dewasa itu justru menghalangi pandangan penonton, karena panitia tidak memasang pijakan yang lebih tinggi dari jalan. Selain itu, jalan masuk ke belakang barikade juga tertutup tumpukan pagar barikade yang tidak terpakai, sehingga para penonton tidak bisa masuk. "Di sisi lain jumlah penonton pun memang sangat banyak dan tidak bisa kita halangi ketika mereka juga masuk area parade," ujarnya.

Tidak hanya penonton, wartawan pun merasakan kurang nyaman dalam melakukan peliputan. Podium yang disediakan untuk wartawan, malah ditempati oleh warga yang menonton. Akibatnya, wartawan dan fotografer harus berlomba bersama warga untuk mengabadikan momen istimewa ini. Yang dikeluhkan wartawan, justru ketika pembawa acara selalu menyebut, wartawan media cetak dan elektronik sebagai biang kesemrawutan di jalur parade, meski pada kenyataan wartawan jumlahnya tidak lebih dari 40 orang.

Macet

Kegiatan yang digelar untuk terakhir kalinya itu juga menyisakan kemacetan di beberapa ruas jalan. Banyaknya peserta parade serta penonton, menyebabkan kemacetan tidak bisa dihindari. Berbagai ruas jalan terlihat macet, seperti Jln. Ir. H. Djuanda, L.L.R.E. Martadinata, Wastukancana, Purnawarman, Tamansari, Perintis Kemerdekaan, Braga, Kebon Kawung, Cicendo, dan lainnya.

Bahkan di Jln. Ir. H. Djuanda, deretan kendaraan yang menuju arah selatan tampak terjebak macet hingga kawasan Cikapayang. Namun, tidak sedikit pula masyarakat yang memanfaatkan momen itu, foto-foto, dan melihat iring-iringan peserta parade. "Biar macet, tapi setidaknya ada hiburan," imbuh Udjo (39), warga Tubagus Ismail.(B.114)**

disadur dari galamedia digital
disajikan ulang oleh yudith media bike to campus bandung

2 comments:

where to ride in bandung

Loading...