October 28, 2010

Satu Sepeda Pakai Tiga Gembok

Dikutip dari Harian Pagi Tribun Jabar
Kamis, 28 Oktober 2010
Halaman 1 dan 11

image0image1

Indonesia kita kapan ya?

October 17, 2010

Bike to Campus Bandung di Karnaval Bandung Blossom




















MERDEKA,(GM)-
Antusiasme masyarakat Kota Bandung untuk menyaksikan gelaran Bandung Blossom Flower Carnaval yang menjadi bagian dari Balkot Festival 200, Sabtu (16/10) di ruas Jln. Merdeka, begitu besar. Meski acara sempat molor 1,5 jam dari jadwal semula pukul 08.00 WIB, namun masyarakat tetap sabar menantikan berbagai atraksi, karnaval serta kendaraan hias. Mereka pun rela berpanas-panasan demi menyaksikan berbagai hiburan itu.
 
Panitia kegiatan bahkan mengklaim jumlah pengunjung dan penonton Bandung Blossom Flower Carnaval sebanyak 200 ribu. Jumlah itu jauh dari terget semula yakni 50 ribu pengunjung. Bahkan menurut informasi, masyarakat yang menyaksikan kegiatan tersebut tidak hanya berasal dari Kota Bandung, tapi juga dari luar Kota Bandung seperti Jakarta dan sekitarnya serta dari Singapura.
 
Ketua panitia Balkot Festival 200, Yanyan Wahdanimar mengatakan, jumlah pengunjung itu memang di luar perkiraan. Ia pun sangat mengapresiasi perhatian dari masyarakat terhadap kegiatan tersebut. "Kami bersyukur acara berlangsung lancar dan masyarakat begitu antusias," kata Yanyan ketika ditemui usai acara.

Yanyan menjelaskan, selain jumlah pengunjung yang melebihi target, kegiatan Bandung Blossom juga diikuti peserta lebih banyak dibandingkan tahun sebelumnya. Tahun lalu peserta tidak lebih dari 3.000 orang, sementara tahun ini mencapai 5.000 orang. Sedangkan jumlah kendaraan hias yang ikut ambil bagian sebanyak 2.977 unit, dengan perincian 187 mobil hias, 1.390 motor, 35 delman, 20 becak, 1.345 sepeda, dan 794 kostum karnaval.

Wali Kota Bandung, Dada Rosada menuturkan, kegiatan tersebut sebagai sebuah ruang untuk menghibur masyarakat. Namun lebih dari itu, Pemkot Bandung menggelar kegiatan sebagai upaya untuk menuju gerbang kesejahteraan. "Konsep yang kita bangun sama dengan negara dan kota maju, kita ingin menuju sebuah kesejahteraan bagi masyarakat," tutur Dada.

Ia pun mengucapkan rasa terima kasihnya kepada masyarakat yang sudah ikut memeriahkan acara dan sabar menghadapi kemacetan akibat kegiatan yang dilakukan. "Saya ucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada masyarakat. Kegiatan ini dari, untuk dan oleh masyarakat," tambahnya.

Dikatakan Dada, kegiatan dalam rangka HUT Kota Bandung itu, juga merupakan ulang tahun evaluasi dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat pada tahun berikutnya. Untuk itu, kegiatan serupa akan terus dilakukan dalam tahun-tahun mendatang, hanya saja lokasi kegiatan akan beralih ke Sungai Cikapundung. "Tahun depan kita pindahkan ke Cikapundung. Selain supaya mengurangi kemacetan, lokasi di Cikapundung juga dipilih untuk membangun sungai sebagai upaya memenuhi keinginan masyarakat akan sungai yang bersih," papar Dada.

Hal lainnya yang dilakukan untuk mengantisipasi kemacetan, tambah Dada, Pemkot Bandung saat ini tengah menyusun masterplan transportasi atas bantuan pemerintah Prancis, diperkirakan akan rampung pertengahan tahun 2011 dan akan mengatur seluruh aspek pengelolaan transportasi, mulai dari jenis angkutan, pengelolaan jalur/trayek angkutan serta peningkatan penggunaan sarana transportasi massal. "Mudah-mudahan dengan adanya masterplan ini, masalah kemacetan di Kota Bandung bisa teratasi," imbuhnya.

Sementara Wakil Wali Kota Bandung, Ayi Vivananda menilai kegiatan tersebut berjalan sukses. Itu bisa terlihat dari tingginya partisipasi masyarakat, sebagai bagian dari tingginya rasa memiliki masyarakat terhadap kotanya. "Memang ada dampak dari kegiatan ini, termasuk kemacetan. Namun harus diingat, kemacetan bukan karena adanya acara ini saja. Tidak ada acara ini pun jalanan Kota Bandung macet. Ini karena volume kendaraan yang lebih tinggi dari kapasitas jalan," ujar Ayi.


Terlambat

Sementara itu, dari pantauan "GM" di lapangan, pelaksanaan Bandung Blossom terlambat 1,5 jam dari jadwal yang telah ditentukan. Selain karena hujan yang mengguyur Kota Bandung pada pagi hari, keterlambatan acara juga terjadi karena menunggu tibanya Wali Kota Bandung di Balai Kota.

Acara dimulai ditandai dengan kedatangan Wali Kota Bandung, Dada Rosada di depan podium tamu undangan, dengan mengendarai kereta kuda berhias bunga. Wakil Wali Kota Bandung Ayi Vivananda kemudian menyusul menunggang kuda bersama Kapolrestabes Bandung, Kombes Pol Jaya Subriyanto serta jajaran muspida lainnya termasuk Ketua DPRD Kota Bandung, Erwan Setiawan.

Parade karnaval dan kendaraan hias dimulai dengan laporan ketua panitia kepada Wali Kota. Selanjutnya, diikuti oleh marching band Secapa dengan maskot Maung Siliwangi. Di belakangnya, parade dua kendaraan tempur dan dua panser milik TNI AD dan pasukan kavaleri. Defile Polrestabes Bandung menyusul menampilkan petugas yang menggunakan segway serta pasukan sepeda dan sepatu roda. Perhatian penonton parade langsung tercuri oleh parade kostum karnaval yang dipakai enam model. Mereka mengenakan beragam kostum, mulai dari bunga patrakomala sampai bunga matahari.

Peserta parade terbagi ke dalam empat kelompok, yaitu kelompok TNI dan kepolisian, murid TK dan SD, kostum karnaval, dan kendaraan hias dari berbagai instansi swasta dan SKPD di lingkungan Pemkot Bandung. Mereka melewati rute berbeda, rute terpanjang dilalui oleh kendaraan hias yakni hingga daerah Cibiru dan Ujungberung.

Kurang nyaman

Beragam aktraksi dan karnaval yang digelar itu, memang begitu menyita perhatian masyarakat. Sayangnya, tempat yang disediakan panitia untuk penonton tidak nyaman, sehingga mereka memilih untuk menonton di pinggir jalan. Salah seorang warga, Ny. Neni (39) yang datang bersama kedua anaknya ke lokasi kegiatan mengaku, tidak bisa dengan nyaman melihat seluruh peserta parade. Dari posisi ia berada, yakni di sekitar panggung yang melintang di Jln. Merdeka, parade tidak terlihat dengan jelas.

"Panitia kurang memberikan ruang, jadi kita tidak bisa nyaman melihat. Tapi memang masyarakat yang datang cukup banyak," katanya.

Ketua panitia Balkot Festival 200, Yanyan Wahdanimar mengaku pihaknya sudah menyediakan tempat di belakang barikade untuk warga yang ingin menonton. Akan tetapi, barikade setinggi orang dewasa itu justru menghalangi pandangan penonton, karena panitia tidak memasang pijakan yang lebih tinggi dari jalan. Selain itu, jalan masuk ke belakang barikade juga tertutup tumpukan pagar barikade yang tidak terpakai, sehingga para penonton tidak bisa masuk. "Di sisi lain jumlah penonton pun memang sangat banyak dan tidak bisa kita halangi ketika mereka juga masuk area parade," ujarnya.

Tidak hanya penonton, wartawan pun merasakan kurang nyaman dalam melakukan peliputan. Podium yang disediakan untuk wartawan, malah ditempati oleh warga yang menonton. Akibatnya, wartawan dan fotografer harus berlomba bersama warga untuk mengabadikan momen istimewa ini. Yang dikeluhkan wartawan, justru ketika pembawa acara selalu menyebut, wartawan media cetak dan elektronik sebagai biang kesemrawutan di jalur parade, meski pada kenyataan wartawan jumlahnya tidak lebih dari 40 orang.

Macet

Kegiatan yang digelar untuk terakhir kalinya itu juga menyisakan kemacetan di beberapa ruas jalan. Banyaknya peserta parade serta penonton, menyebabkan kemacetan tidak bisa dihindari. Berbagai ruas jalan terlihat macet, seperti Jln. Ir. H. Djuanda, L.L.R.E. Martadinata, Wastukancana, Purnawarman, Tamansari, Perintis Kemerdekaan, Braga, Kebon Kawung, Cicendo, dan lainnya.

Bahkan di Jln. Ir. H. Djuanda, deretan kendaraan yang menuju arah selatan tampak terjebak macet hingga kawasan Cikapayang. Namun, tidak sedikit pula masyarakat yang memanfaatkan momen itu, foto-foto, dan melihat iring-iringan peserta parade. "Biar macet, tapi setidaknya ada hiburan," imbuh Udjo (39), warga Tubagus Ismail.(B.114)**

disadur dari galamedia digital
disajikan ulang oleh yudith media bike to campus bandung

September 15, 2010

Kendaraan Bermotor Parkir di Jalur Sepeda Akan Diangkut

Bandung - Wakil Wali Kota Bandung Ayi Vivananda menyatakan akan memberlakukan sanksi tegas bagi kendaraan yang parkir di jalur khusus sepeda. Tanpa ampun, kendaraan akan diangkut. Hal itu akan diberlakukan setelah terpasangnya rambu-rambu di area jalur sepeda.

Ke depan Pemkot Bandung akan memasang sejumlah rambu lalu lintas di area jalur sepeda, seperti rambu dilarang berhenti, dilarang parkir, kendaraan bermotor dilarang menggunakan jalur sepeda, dan lain-lain.

"Kita akan meminta Dishub memasang rambu-rambu di jalur sepeda. Jika ada kendaraan bermotor yang diparkir di jalur tersebut, akan kendaraan itu akan diangkut oleh Dinas Perhubungan (Dishub)," kata Ayi saat dihubungi detikbandung via ponsel, Sabtu (4/9/2010).

Menurutnya, hal itu dilakukan untuk menegakkan aturan dan memberi keleluasaan bagi para pengguna sepeda. Sehingga, para pengendara sepeda merasa nyaman saat berada di jalur bercat biru tersebut.

"Ini untuk menegakkan hukum. Aturannya sendiri nanti sesuai dengan undang-undang lalu lintas yang ada tanpa perlu membuat perda khusus," jelasnya.

Sementara, jalur sepeda tersebut nantinya akan dilaunching langsung oleh Wali Kota Bandung Dada Rosada serta sejumlah pejabat lainnya. Hingga saat ini, jalur sepeda masih dalam proses penyelesaian.

"Berapa prosentase pengerjaannya, saya kurang tahu pasti. Sebab itu tataran teknis. Tapi pastinya setelah selesai akan dilaunching oleh kami. Komunitas pencinta sepeda juga akan kami undang saat launching," ujar Ayi.

ditulis oleh Oris Riswan Budiana
disadur oleh Yudith media b2c bandung
sumber dari
sini

September 3, 2010

Jalur Sepeda Gunung Paling Mengerikan

Lokasi: Cliff of Moher, Irlandia

Hans Rey dan Steve Peat, mereka adalah pemenang kejuaraan lomba sepeda gunung internasional yang mencoba menaklukan jalur yang diklaim paling menyeramkan di dunia. Dropnya setinggi 600 kaki dan langsung menuju Samudra Atlantik.

Dikutip dari wikipedia, bahwa tebing ini berlokasi di paroki Liscannor di tepi barat dari wilayah Burren dekat Doolin, yang terletak di County Clare, Irlandia. Ketinggian tebing mencapai 120 meter (394 kaki) di atas Samudra Atlantik di Hag’s Head dan mencapai ketinggian maksimum 214 meter (702 kaki) di utara O’Brien Tower, yang berjarak 8 kilometer. Tebing yang membanggakan ini adalah salah satu pemandangan Irlandia yang paling spektakuler.

Sumber : sini dan wikipedia


August 30, 2010

Silaturahmi Bersama Dago Plaza, United Bike, dan Komunitas Sepeda Bandung

 
(29/08) Pukul 3 sore hari Dago plaza atau yang lebih akrab disebut Dapla mengadakan silaturahmi yang diprakarsai oleh manajemen Dago Plaza dan United Bike kepada komunitas sepeda di Bandung raya.

Hal-hal yang dibahas pada saat silaturahmi sendiri antara lain: ketersediaan lahan parkir, keamanan, dan fasilitas yang ada di dago plaza untuk pengguna sepeda. Silaturahmi dihadiri beberapa komunitas antara lain Bike to Work Bandung, Bike to Campus Bandung, Triple-C (Cimahi Cycling Community), dan Bandung Bike Trial Community. Perwakilan komunitas mendapatkan kesempatan berbicara dan sharing langsung bersama manajemen Dago Plaza. Sempat terjadi diskusi untuk lokasi parkir sepeda.manajemen Dago Plaza yang semula telah mencanangkan membuat lahan parkir di kawasan basement. Sedangkan para komunitas mengharapkan parkir sepeda di halaman atau teras dago plaza. Melihat antusias para komunitas sepeda, pihak manajemen dago plaza memutuskan tetap membuat parkir di area basement untuk kapasitas sekitar 50 sepeda dan akan ada beberapa set temporary parking di area teras atau halaman Dago Plaza yang satu setnya akan dapat menampung sekitar 5 sepeda.
 
Acara berlangsung hingga pukul 7 malam. Dan kabar baik dari manajemen Dago Plaza bahwa setiap hari Minggu pengguna sepeda memiliki privilege khusus untuk menggunakan kawasan Dago Plaza dari pukul 6 pagi sampai dengan 12 siang. Sedangkan untuk kegiatan selain hari Minggu akan tersedia temporary parking di kawasan teras Dago Plaza. Dan pengamanan dilakukan langsung oleh petugas keamanan Dago Plaza. Selanjutnya pihak manajemen akan memproduksi sticker khusus untuk sepeda. Jadi tidak hanya sepeda motor dan mobil yang memiliki sticker saja yang mendapatkan perlakuan khusus, sepeda pun akan demikian.

Hasil silaturahmi tersebut diatas akan segera direalisasi oleh pihak manajemen Dago Plaza yang sedang melakukan campaign mengurangi polusi dan mereka berjanji akan mengundang komunitas sepeda di Bandung raya kembali saat launching acara tersebut.
 
Kini semakin banyak pusat-pusat perbelanjaan dan keramaian yang mengakui keberadaan sepeda sebagai salah satu moda transportasi yang ramah lingkungan. Tercatat telah ada 4 mall besar dan beberapa tempat keramaian di Bandung yang telah menyediakan tempat parkir khusus sepeda. Sehingga para pengguna sepeda tidak lagi bingung atau sungkan menggunakan sepeda dalam kesehariannya. Semoga dengan semakin banyaknya tempat yang menyediakan tempat parkir khusus sepeda dapat mempermudah kita untuk lebih meracuni mahasiswa-mahasiswi di Bandung untuk menggunakan sepeda

ditulis oleh Yudith, Media b2c bdg
foto dari gitagemintang

July 15, 2010

About Us

logo Bike to Campus adalah sebuah gerakan ataupun komunitas yang terorganisasi bagi para mahasiswa yang menggunakan sepeda sebagai kendaraan utamanya ke kampus. Secara struktur organisasi, Bike to Campus berada di dalam Bike to Work. Seperti yang kita tahu, Bike to Work di Indonesia sudah resmi secara hukum dan berpusat di Jakarta. Bike to Work mempunyai banyak cabang di kota-kota besar di Indonesia, dan untuk Bandung dan sekitarnya terdapat Bike to Work Bandung. Oleh karena itu, Bike to Campus Bandung secara struktur organisasi berada di dalam Bike to Work Bandung.
Bike to Campus Bandung sendiri diresmikan berdirinya (internal) pada 15 Juli 2010 di Kopi Progo, Jalan Progo, Bandung, dihadiri oleh Bike to Work Bandung, perwakilan dari banyak perguruan tinggi di Bandung dan sekitarnya, dan juga beberapa anggota Bike to Campus Jakarta. Peresmian berdirinya Bike to Campus Bandung saat itu juga sekaligus mengukuhkan kepengurusan untuk masa jabatan per 1 tahun. Walaupun demikian, pada prakteknya semua anggota bekerja bersama-sama dalam setiap kegiatan.
Terbentuknya Bike to Campus Bandung ini bukan bermaksud membawahi/menyaingi komunitas-komunitas sepeda lain, melainkan Bike to Campus Bandung ada untuk ikut meramaikan kegiatan-kegiatan dari komunitas-komunitas lain dan turut mensosialisasikan semangat bersepeda untuk peduli lingkungan dan kesehatan bagi masyarakat Indonesia pada umumnya dan mahasiswa di Bandung pada khususnya.
Visi Bike to Campus Bandung sendiri yaitu memasyarakatkan bersepeda dan menyepedakan masyarakat khususnya mahasiswa, sehingga semakin banyak mahasiswa di Bandung dan sekitarnya yang menggunakan sepeda sebagai transportasi utamanya. Dengan begitu, Bandung kita jadi lebih sejuk, tidak macet, dan tentu saja menyehatkan.
Kami sudah memulainya, kamu mikir apa lagi…?
Salam Sepeda



“ Assalamuallaikum Wr. Wb.
Mari cintai lingkungan dimanapun Pembaca ini berada, tentang mahasiswa yang bersepeda mereka sangat Rock N Roll. karena ga semua orang berani untuk tidak BERPOLUSI. Saya bersepeda karena ingin mengurangi polusi juga kemacetan, saat pertama bersepeda banyak orang di sekeliling saya mengatakan "ngapain bersepeda ga ngaruh kl cuma 1 org yang bersepeda tetep aja banyak polusi". bila kawan mendapati kalimat seperti itu mudah saja menjawabnya "kalau begitu marilah kita bersepeda bersama". Karena kalau tidak dimulai dari diri sendiri siapa yang mau mulai ?.
Bangun Setyo Nugroho (Ketua Bike to Campus Bandung 2013-sekarang)
“Sebenarnya mahasiswa bersepeda di Bandung sudah cukup banyak sejak dulu. Kondisi alam, lingkungan, dan sosial sangat mendukung untuk bersepeda di Bandung dan sekitarnya, terutama bagi yang menekuninya sebagai olahraga. Yang sangat saya banggakan adalah masih banyak anak muda di sini yang peduli dengan lingkungan dan kesehatannya, tapi saya menyayangkan masih lebih banyak mereka yang tidak peduli. Bike to Campus Bandung semoga dapat membentuk karakter mahasiswa yang ‘hijau & bugar’.”
- Paulus ‘Pawl’ (Ketua Bike to Campus Bandung 2010 - 2013)
“Bike to Campus Bandung… Like This pisan!
Kenapa? Soalnya di Bandung banyak kita jumpai kampus/universitas baik negeri maupun swasta. Artinya, jika dihitung jumlah total mahasiswa/i di Kota Bandung setidaknya mendekati 1/2 populasi warga di Kota Bandung, atau bahkan lebih. Apa hubungannya? Mari kita berhitung sederhana. Bayangkan jika seluruh penghuni kampus di Bandung menggunakan sepeda, kira-kira berapa banyak lahan parkir yang bisa dihemat? (space 1 mobil bisa untuk 8 sepeda) Berapa banyak space kendaraan pribadi di jalan raya yang dipangkas? Dan berapa juta/miliar PPM polusi gas CO2 yang bisa dihilangkan? Serta berapa juta liter konsumsi subsidi BBM yang dapat dihemat ? Fiuuhhh… gak nyangka ya hubungan sebab-akibat yang terjadi dari gerakan Bike to Campus Bandung ternyata dapat menghijaukan kembali kota Bandung…
Ayo bersepeda ke kampus !!”
- Satiya ‘Tiyo’ (Ketua Bike to Work Bandung) -
“B2C Bandung adalah gerakan mahasiswa yang sangat berani ditengah hiruk pikuk keramaian kota dan ditengah berbagai budaya urban yang berkembang di Bandung. Pengembangan budaya bersepeda dikalangan muda yang kreatif seperti halnya kota Bandung yang dipenuhi dengan kaum muda kreatif. Semoga budaya baik ini tak mati ditengah jalan dan terus berkembang di wilayah Bandung dan sekitarnya. Maju terus dunia persepedaan Indonesia, maju terus Bike To Campus Bandung.
Lets act beyond green by using our bike to campus.”
- Amal (Ketua Bike to Campus Jakarta) -



Kontak :
- Bangun Setyo Nugroho ( 085624194474) - KPS UNJANI
- Agus Srptyan Heryanto ( 085721042641 ) WIDYATAMA
-Ripki Abdul Pahmi ( 082319796606 ) UIN BANDUNG

where to ride in bandung

Loading...